Miomasubmukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks disebut mioma geburt. Hal ini dapaat menyebabkan dismenore, namun ketika telah dikeluarkan dari serviks dan menjadi nekrotik, akan memberikan gejala pelepasan darah yang tidak regular dan dapat disalahartikan dengan kanker serviks. Kondisipolip serviks biasanya baru diketahui saat melakukan pemeriksaan serviks dalam dan ketika pap smear. Namun, ada beberapa tanda dan gejala polip leher rahim yang bisa wanita alami. Siklus menstruasi yang tidak teratur, kadang lama dan darah yang keluar sangat banyak. Keluar darah dari vagina pada saat tidak menstruasi. DefinisiMioma Geburt • Mioma submukosum bertangkai yang dilahirkan. • di serviks atau vagina • dapat terjadi perputaran tangkai • keluhan keluar benjolan + perdarahan • pemeriksaan dalam: masa tumor keluar dari oue. subserosa (48%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%). • Dua tempat asal mioma uteri: serviks uteri Berkaitandengan perbedaan keduannya, pada polip, 1. merupakan kelaianan lapisan endometrium yang tumbuh berlebihan dan bertangkai. 2. dipengaruhi oleh estrogen. 3. mulai tumbuh pada usia sekitar 40 tahun lebih. 4. bersifat jinak, namun dapat juga berkembang ke arah keganasan. Sedangkan pada miom, dapat berupa: IniPerbedaan Polip Serviks dan Polip Rahim. Bersifat jinak, namun bisa jadi ganas! Pahami perbedaannya berikut ini! Polip adalah pertumbuhan jaringan berlebihan yang terlihat seperti benjolan kecil. Kebanyakan polip berukuran kecil dan lebarnya kurang dari setengah inci. Polip biasanya bersifat jinak, namun bisa menjadi ganas dalam kondisi f6QkPku. 100% found this document useful 1 vote3K views17 pagesOriginal Titlemioma geburtCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote3K views17 pagesMioma GeburtOriginal Titlemioma geburtJump to Page You are on page 1of 17 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 15 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Pengertian polip rahimPolip rahim adalah tumbuhnya jaringan tidak normal pada dinding rahim bagian dalam. Kondisi ini juga sering disebut mioma uteri atau fibroid rahim. Benjolan polip bisa dapat meluas ke dalam rongga rahim. Meski bukan termasuk kanker, polip rahim dapat berubah menjadi kanker. Ukuran mioma uteri biasanya beberapa mm hingga beberapa cm. Sebagai gambaran, ukuran ini bisa berkisar antara sekecil biji wijen sampai sebesar bola golf atau lebih besar. Wanita dapat memiliki satu buah polip rahim atau lebih. Secara umum, polip menempel di dalam rahim, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tumbuh hingga ke serviks. Polip rahim dapat dialami oleh semua wanita. Namun kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang mendekati atau sudah menopause. Tanda dan gejala polip rahimSecara umum, gejala-gejala polip rahim meliputi Perdarahan haid yang tidak biasa, contohnya durasi menstruasi yang panjang dengan volume darah yang berlebihan Perdarahan di luar siklus menstruasi Perdarahan dari vagina, padahal sudah menopause Sulit untuk hamil Mungkin saja ada tanda dan gejala polip rahim yang tidak disebutkan. Bila memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter. Penyebab polip rahimSampai sekarang, dokter tidak mengetahui secara pasti penyebab polip rahim. Namun faktor hormon tampaknya berperan besar. Setiap bulan, kadar estrogen dalam tubuh wanita akan naik dan turun. Akibatnya, dinding rahim menjadi lebih tebal, lalu luruh saat menstruasi. Perubahan hormon yang tidak seimbang akan menyebabkan pertumbuhan abnormal pada dinding rahim. Inilah yang kemudian dapat menjadi polip rahim. Faktor risiko polip rahim Para pakar menduga bahwa beberapa faktor risiko polip rahim bisa meliputi Menjelang masa menopause atau sudah menopause Menderita hipertensi Mengalami obesitas Mengosumsi tamoxifen, yakni obat yang digunakan untuk menangani kanker payudara Diagnosis polip rahimDiagnosis polip rahim dapat ditentukan dengan cara Anamnesis atau tanya jawab Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang muncul serta faktor risiko polip rahim yang dimiliki oleh pasien. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengecekan sistem reproduksi wanita, yaitu di sekitar area perut, panggul, dan vagina. Ultrasound transvaginal Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan alat USG melalui vagina. Alat ini akan menampilkan gambar bagian dalam rahim pada layar. Dengan ultrasound ini, dokter dapat melihat polip rahim secara jelas atau mengenalinya sebagai jaringan endometrium yang menebal. Kuretase dan histeroskopi Kedua prosedur ini biasanya dilakukan bersamaan. Dokter akan memasukkan histeroskop melalui vagina dan serviks hingga sampai ke rahim guna memeriksa bagian dalam rahim. Selanjutnya, dokter dapat melakukan pengerokan dinding rahim kuret atau kuretase untuk mengambil sampel jaringan rahim. Sampel ini lalu diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi endometrium Dokter bisa menggunakan kateter pengisap di dalam rahim guna mengumpulkan sampel jaringan dinding rahim endometrium. Sampel ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi endomertium merupakan pemeriksaan paling akurat dalam mendiagnosis polip rahim. Melalui biopsi ini, dokter juga bisa menentukan apakah mioma berpotensi menjadi kanker atau tidak. Cara mengobati polip rahimBerbagai tindakan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengobati polip rahim adalah Pemantauan rutinPolip kecil tanpa gejala dapat terselesaikan dengan sendirinya. Perawatan dari polip kecil tidak dibutuhkan kecuali bagi wanita yang memiliki risiko kanker rahim. Obat-obatanBeberapa obat hormon, termasuk progestin dan pelepasan hormon gonadotropin, dapat mengobati gejala polip. Tetapi mengonsumsi terlalu banyak obat hanya sekedar mengatasi kondisi ini untuk jangka pendek, dan saat konsumsi obat dihentikan polip dapat tumbuh kembali. OperasiHisteroskopi adalah alat yang digunakan dokter untuk melihat bagian dalam rahim, dan dapat digunakan untuk menghilangkan polip. Polip yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti menggunakan mikroskop. Komplikasi polip rahim Jika tidak ditangani dengan benar, polip rahim dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut Sebagian polip rahim dapat berubah menjadi kanker rahim Gangguan kesuburan, sehingga penderita sulit hamil atau sering keguguran Cara mencegah polip rahimSampai sekarang belum diketahui cara mencegah terjadinya polip rahim karena penyebabnya utamanya juga belum diketahui pasti. Namun penting bagi Anda, khususnya wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan organ kandungan secara rutin untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya polip rahim. Anda mungkin dapat mencegah polip rahim dengan mengendalikan faktor risiko yang meningkatkan risiko terjadinya polip rahim seperti kegemukan, tekanan darah tinggi, atau penggunaan obat tamoxifen untuk menangani kanker payudara. Kapan Harus Berkonsultasi dengan DokterSegera kunjungi dokter jika mendapati gejala-gejala berikut Perdarahan melalui vagina setelah menopause Perdarahan diantara periode menstruasi Perdarahan menstruasi yang tidak biasa Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan DokterSebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan. Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga. Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi. Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter. Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter. Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat KonsultasiDokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut Apa saja gejala yang Anda rasakan? Kapan gejala pertama kali Anda alami? Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait polip rahim? Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu? Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba? Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis polip rahim agar penanganan yang tepat bisa diberikan. Mioma geburt adalah jenis mioma pada organ reproduksi wanita yang kemunculannya ditandai dengan perut kembung dan juga ukurannya yang terus membesar. Kesehatan itu mahal, maka dari itu harus dijaga dengan baik terutama organ reproduksi wanita. Organ reproduksi harus dijaga dengan baik supaya terhindar dari berbagai penyakit. Ada banyak penyakit yang menyerang organ reproduksi, salah satunya yaitu mioma. Apa Itu Miom atau Mioma? Sebelum membahas jenis mioma ini, sebaiknya ketahui terlebih dahulu apa itu mioma. Mioma atau miom juga dikenal dengan nama lain yaitu fibroid, leiomioma dan juga fibromioma. Mioma itu sendiri merupakan suatu kondisi ketika ada pertumbuhan sel tumor di dalam ataupun di sekitar rahim uterus. Dengan kata lain sel tumor tersebut bisa muncul di rahim, permukaan rahim dan juga dinding rahim. Sel tumor tersebut tidak ganas dan pastinya tidak menimbulkan kanker. Mioma tersebut berasal dari sel otot rahim yang mulai tumbuh secara tidak normal abnormal. Pertumbuhan yang tidak normal tersebut kemudian membentuk tumor jinak. Adapun ukuran miom berkisar 1 milimeter hingga 20 sentimeter. Gejala Mioma Beberapa gejala yang bisa dirasakan oleh penderita mioma diantaranya adalah Sembelit Perut kembung Perut membesar dan terasa sakit Merasakan nyeri atau tekanan pada bagian panggul Siklus menstruasi berantakan Sering buang air kecil Nyeri pada bagian kaki Jenis-Jenis Mioma Ada beberapa jenis mioma yang harus Anda pahami. Berikut ini adalah diantaranya 1. Mioma Intramural Mioma intramural merupakan salah satu jenis mioma yang tumbuh di antara jaringan otot rahim. Lokasi tersebut menjadi tempat yang paling umum terbentuknya miom. Jika jenis miom ini diderita maka ukuran rahim akan memperbesar. 2. Mioma Subserous Miom subserous adalah miom yang tumbuh pada bagian luar dinding rahim ke rongga panggul. Jenis mio ini bisa tumbuh dan juga menyebar d bagian luar rahim. 3. Mioma Pedunculated Jenis mioma selanjutnya yaitu mioma pedunculated. Jenis mioma satu ini tumbuh pada batang kecil di dalam ataupun di luar rahim. 4. Mioma Submukosa Mioma submukosa adalah mioma yang tumbuh di lapisan otot bagian dalam dari dinding rahim. Apabila miom tumbuh besar bisa mempengaruhi siklus haid dan akan mengakibatkan pendarahan serta komplikasi serius lainnya, seperti kemandulan dan keguguran. Mengenal Miom Geburt Mioma submukosa ini memiliki tiga klasifikasi yaitu mioma submukosa dengan pedunkula bertangkai, mioma submukosa tanpa pedunkula >50% ekspansi ke intramural serta mioma submukosa tanpa pedunkula yang <50% ekspansi ke intramural. Mioma ini menjadi salah satu bentuk mioma submukosa dengan pedunkula atau bertangkai. Mioma submukosa ini tidak berbahaya tetapi cukup mengganggu dan sering menimbulkan anemia. Miom geburt adalah mioma submukosum yang dapat tumbuh bertangkai menjadi polip yang kemudian dilahirkan melalui serviks. Tingkat kejadian wanita menderita penyakit ini adalah 20-40%. Mioma ini sering terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun. Munculnya mioma jenis geburt ditandai dengan beberapa gejala, antara lain perdarahaan pervaginaan dengan darah yang dikeluarkan sangat banyak dan bergumpal serta nyeri pinggang, terutama ketika duduk. Demikianlah informasi tentang mioma geburt. Pada dasarnya mioma geburt adalah salah satu jenis mioma yang ukurannya bisa terus membesar. Meski penyakit ini tidak berbahaya tetapi juga tidak boleh diremehkan karena bisa mengakibatkan anemia. Jika Anda menderita gangguan ini dan ingin mengatasinya, bisa berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi untuk mendapatkan informasi dan konsultasi mengenai mioma jenis geburt. Miom, kista dan polip merupakan salah satu gangguan pada kandungan yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Apakah mungkin ketiga jenis massa ini dapat berkembang menjadi kanker? Bagaimana mengenali beda miom, kista dan polip? Bagaimana mengetahui sejauh mana bahaya dari ketiga massa ini? Massa Dalam Organ Reproduksi Wanita Kata miom, kista atau polip mungkin sudah kerap Anda dengar. Dan kerap kali ketiganya diidentikan sebagai penyakit pada organ reproduksi wanita. Banyak orang melihat ketiganya sebagai penyakit wanita yang menurunkan kesuburan dan membuat masalah pada masa masa haid. Tetapi apa sebenarnya ketiga kondisi tersebut? Sejauh mana bahaya dari miom kista dan polip? Bagaimana menentukan beda antara miom, kista dan polip? Bagaimana sebenarnya pengaruhnya pada kesuburan wanita? Yang perlu dicermati, ternyata menindak lanjuti ketiga kondisi di atas ternyata harus melalui prosedur identifikasi. Anda akan melihat bahwa perbedaan teknik penanganan juga menjadi unsur beda miom, kista dan polip dalam rahim. Sebenarnya baik itu kista, polip atau miom, ketiganya merupakan bentuk dari massa yang dapat berkembang dalam tubuh. Tidak hanya dalam rahim, tetapi di seluruh bagian tubuh. Tentu dengan kondisi kondisi pendukung yang menyertai. Ketiganya sejatinya adalah benjolan pada permukaan organ. Dalam dunia medis lebih kerap disebut sebagai massa. Kebanyakan adalah jenis benign atau tumor yang tidak ganas. Sehingga tidak menyebabkan resiko kematian. Meski ada pula jenis miom, kista atau polip yang berpotensi kanker. Hanya saja, karena dianggap sebagai tumor, ukurannya bisa berkembang hingga menutup permukaan dinding rahim. Kondisi ini akan mempersulit terjadinya perlekatan sel telur yang telah dibuahi. Bisa pula menghalangi proses pembentukan sel telur dan proses pembuahan. Sehingga dianggap dapat mengganggu kesuburan pada wanita. patientpop/iStock Memahami Beda Miom Kista dan Polip Meski sama sama dianggap sebagai massa, ketiganya memiliki ciri, pengaruh dan penanganan yang berbeda. Bagaimana sebenarnya cara mengenali beda antara miom, kista dan polip tersebut? Miom Miom juga kerap disebut sebagai fibroid. Ini adalah jenis pertumbuhan massa yang paling banyak terjadi pada kandungan. Miom merupakan pertumbuhan sel dalam hal ini berasal dari dinding rahim. Bentuknya menyerupai benjolan dalam bentuk, ukuran. Mulai dari ukuran kacang hingga seukuran semangka. Dapat tumbuh pada lokasi yang berbeda. Bahkan mungkin untuk tumbuh di luar rongga rahim. Yang menjadi pembeda miom dari yang lain adalah sifat dan bentuknya. Miom merupakan solid massa atau benjolan dengan bentuk yang solid. Tidak berkantung dan memiliki kesamaan sel dengan sel utama dimana benjolan terbentuk. Fibroid atau miom ini berasal dari sel otot pembentuk permukaan dinding dalam rahim. Bisa pula dari jaringan konektif dari uterus. Sifatnya benign atau tidak ganas, namun bisa terus membesar hingga akhirnya menyebabkan rongga rahim menyempit. Ini yang acapkali akan mempersulit proses pembuahan dan terjadinya kehamilan. Karena keberadaannya bisa menghalangi proses pertemuan sel sperma dengan sel ovum. Juga dapat mempersulit ovum yang telah dibuahi untuk tumbuh sempurna dalam rahim. Sebenarnya kebanyakan kasus miom muncul pada masa premenopause, tetapi temukan miom pada usia subur dewasa ini juga meningkat. Tidak sepenuhnya dipahami bagaimana miom muncul. Tetapi aspek hormonal dan growth factor memiliki peran. Mereka dengan kasus miom yang tumbuh masif, biasanya juga mengalami gangguan hormonal yang cukup berat. Memahami Jenis jenis Miom Ada sejumlah jenis miom yang dapat berkembang dalam rahim, yakni ; Subserous Miom yang paling sering didiagnosa, merupakan jenis miom yang tumbuh di bagian luar dinding rahim dengan ukuran besar, dan biasanya melebar hingga area panggul. Intramural Jenis miom yang muncul pada jaringan otot pembentuk rahim. Biasanya tumbuh pada area tengah rahim. Submucous Jenis miom yang tumbuh dari jaringan otot dalam rahim, kadang tumbuh pada batang dalam hingga area luar rahim. Ini termasuk kasus miom yang jarang. Jenis jenis miom ini menjadi salah satu poin dalam menentukan beda miom, kista dan polip. Karena lokasi pertumbuhan juga asal sel dari miom itu sendiri. Pada umumnya miom pada ukuran kecil tidak dianggap bahaya dan hanya perlu diobservasi jangka panjang. Bagaimana Mengenali gejala miom Meski dianggap tidak berbahaya, keberadaan miom kerap kali menyebabkan sejumlah gangguan pada fungsi reproduksi dan genital. Adapun sejumlah gejala atau keluhan yang lazim muncul karena miom antara lain adalah sebagai berikut. Muncul rasa nyeri yang kuat saat haid Masa haid yang panjang dan banyak Perdarahan di luar masa haid Nyeri punggung Kerap buang air kecil atau muncul rasa ingin BAK yang tiba tiba Nyeri saat aktivitas seksual Sulit hamil Beberapa keluhan atau gejala dari miom ini mirip dengan keluhan pada organ reproduksi lain. Sebaiknya, pemeriksaan intensif dilakukan ketika keluhan sebagaimana disebut di atas terjadi untuk analisa lebih dalam. bentuk miom global/Shutterstock Bagaimana Miom Ditangani? Meski secara umum miom dianggap tidak berbahaya, tetapi kadang miom tetap perlu untuk dihilangkan. terutama karena Miom kerap kali menjadi alasan wanita mengalami masalah untuk bisa hamil. Metode paling populer yang ditempuh untuk mengatasi miom adalah dengan operasi pengambilan miom. Tindakan ini dilakukan dengan memastikan rahim tetap dalam kondisi utuh. Kecuali pasien tidak lagi mengharapkan kehamilan. Tindakan lain seperti penyinaran atau laser juga dapat ditawarkan pada kasus miom dengan ukuran lebih kecil dan bertumpuk. Metode ini akan meminimalisir pembedahan dengan hasil akhir cukup baik. Tindakan pendamping seperti terapi hormon dan diet kadang akan disarankan untuk membantu mencegah pertumbuhan miom terulang kembali. Karena biasanya miom dapat muncul kembali setelah beberapa tahun pengangkatan. vaya/gettyimages Kista Anda bisa menemukan bahasan mengenai kista dalam ulasan kami di sini. Bila miom dan polip memiliki bentuk yang solid, maka kista memiliki bentuk khas seperti sak atau kantung. Di dalamnya terdapat isian yang bisa berupa cairan atau unsur solid. Kadang kista juga bisa berisi bakteri atau cairan nanah. Dibandingkan jenis pertumbuhan massa lain dalam kandungan, kista dapat menimbulkan rasa nyeri yang relatif lebih tajam. Ukuran kista yang kecil biasanya menimbulkan rasa nyeri yang tumpul. Tetapi pada ukuran yang lebih besar atau pada kista yang bertumpuk maka rasa nyeri bisa menjadi lebih kuat. Biasanya, kista pada organ reproduksi berkembang pada ovarium. Kista ovarium merupakan jenis keluhan massa yang cukup kerap terjadi dan ini sangat mungkin menyebabkan gangguan kesuburan. Karena kista sejatinya tidak berkembang dari dinding uterus, maka tidak akan mempengaruhi jumlah darah haid sama sekali. Hanya saja kista memiliki tingkat bahaya yang justru mungkin lebih besar. Karena kista berbentuk seperti kantung, ketika bentuknya menjadi terlalu padat, kista mungkin untuk pecah. Akibatnya isi dari kista dapat keluar dan menyebar ke seluruh bagian rahim. Akan berbahaya bila di dalam kista terdapat cairan yang berkaitan dengan infeksi. Pecahnya kista memungkinkan infeksi menyebar lebih luas. Di sisi lain, kista memiliki kecenderungan untuk berubah menjadi kanker. Sebagaimana kanker pada serviks yang biasanya juga diawali dengan pembentukan kista kecil bertumpuk di dinding mulut rahim. Maka kista pada ovarium juga mungkin berkembang menjadi ganas. Bagaimana Kista dapat terbentuk? Pembeda kista dari jenis massa lain selain bentuknya adalah dari bagaimana massa tersebut terbentuk. Bila miom dan polip terbentuk dari dinding uterus atau rahim. Maka kista justru terbentuk pada ovarium. Kista ini terbentuk dari proses pembentukan sel telur atau sel ovum yang gagal. Ini biasanya berkaitan erat dengan gangguan hormonal yang mengganggu kinerja produksi sel ovum. Biasanya ini juga berkaitan dengan hiperandrogen. Dimana hormon androgen dalam tubuh wanita melebihi kebutuhan normal, sementara tingginya kadar androgen ini akan mengganggu mekanisme produksi ovum. Gangguan juga dapat terjadi ketika ovarium mengalami gangguan produksi akibat aspek non medis. Sebut saja karena pembentukan massa selain kista yang berkembang menutup ovarium. Akibatnya ovarium tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Atau ketika terjadi infeksi yang turut menyerang area ovarium. Terkait dengan bagaimana kista terbentuk, maka kista pada ovarium ini akan terbagi menjadi 2 jenis. yakni kista folikel yang terbentuk pada folikel dalam ovarium. Folikel adalah tempat dimana sel ovum dibentuk. Karena kegagalan proses pembentukan sel ovum, maka material pembentuk sel ovum justru terendap dalam folikel dan membentuk kista di dalamnya. Terdapat pula kista korpus yang berasal dari sel telur rusak yang telah lepas dari folikel juga gagal rilis dari ovarium. Membedakan gejala Kista Bagaimana melihat beda miom, kista dan polip juga dapat dari gejalanya. Sebagaimana dijelaskan bahwa kista pada dasarnya tidak berkembang pada dinding rahim. Sementara darah haid sendiri terbendung di dalam dinding rahim. Jadi bagaimanapun perkembangan kista pada dasarnya tidak mempengaruhi banyaknya darah yang keluar saat haid. Untuk lebih jelasnya, berikut gejala yang terdapat pada penyakit kista dalam rahim. Muncul rasa nyeri kuat pada area panggul saat haid Karena kista tidak bersifat solid, proses kontraksi dinding rahim saat haid dapat menyebabkan pergerakan pada kista. Kista akan memuntir dan bila jumlahnya relatif banyak dan menumpuk, maka kista akan saling beradu. Ini menimbulkan rasa nyeri yang kuat . Nyeri saat aktivitas seksual Aktivitas seksual juga menimbulkan rasa aktivitas kontraksi pada otot otot reproduksi. Dan ini juga mungkin memicu reaksi pada kista dan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri bisa cukup kuat dan letaknya tidak pada area bawah tetapi pada area panggul. Pembengkakan pada perut tengah Lokasi ovarium terletak pada area tengah perut. Dan bila Anda mengalami masalah kista biasanya Anda dapat melihat adanya pembengkakan pada area perut tengah. Kadang tekanan menyebar ke pinggang dan panggul karena dekat dengan percabangan dari ovarium. Rasa nyeri pada punggung, pinggang dan usus besar Tekanan dari pembengkakan area perut juga mungkin menimbulkan tekanan pada area sekitarnya. Bisa pada area punggung, pinggang hingga area perut di area usus besar. Itu sebabnya kadang pasien mengira keluhan ini adalah gejala penyakit lain. Haid tidak teratur Meski tidak secara langsung mempengaruhi jumlah darah saat haid, tetapi kista ovarium mungkin menyebabkan gangguan pada siklus haid. Ini karena pelepasan telur tidak berjalan dengan rutin dan lancar. Sehingga memicu siklus haid yang tidak teratur. Ada sejumlah keluhan yang juga mungkin mengiringi keluhan kista ini. Di antaranya rasa tidak nyaman setelah makan, mudah kembung, mudah mual dan kadang ada pula keluhan pada payudara yang terasa tidak padat. Kondisi ini bisa muncul karena keberadaan kista yang menekan area pencernaan dan sekitarnya. Juga karena efek hormon yang berkaitan dengan pembentukan kista juga mempengaruhi kepadatan payudara. Penanganan Tepat Untuk Kista Aspek lain dalam melihat beda miom, kista dan polip lain adalah bagaimana penanganan medis yang biasa diterapkan. berbeda dengan miom yang dianggap tidak berbahaya. Maka kista justru dianggap beresiko. Selain menyebabkan gangguan kesuburan, kista bisa pecah dan menyebarkan infeksi serta toksin. Kista juga mungkin berkembang menjadi kanker. Prosedur yang biasanya ditawarkan untuk kista adalah dengan pengangkatan kista. Biasanya prosedur ini dilakukan dengan terapi hormonal sebagai terapi pendamping. Tujuannya supaya kondisi pada rahim bisa kembali normal dan kista tidak lagi terbentuk. cleveland/ shutterstock Polip Sementara kista terbentuk pada ovarium dan miom terbentuk pada otot pembentuk dinding rahim. Maka polip justru terbentuk pada lapisan teratas dari dinding rongga rahim. Lapisan ini terdiri dari lapisan endometrium. Ini merupakan sel khusus yang pada periode subur akan membentuk penebalan dengan mengendapkan darah di dalam sel. Sel ini sejatinya akan luruh saat seseorang mengalami menstruasi. Polip terbentuk dari pertumbuhan berlebihan dari endometrium. Polip biasanya terhubung dengan lapisan endometrium secara utuh dengan dasar melekat pada lapisan atau dengan media semacam tangkai penyambung. Bentuknya membulat hingga oval dengan ukuran mini sekitar beberapa millimeter sampai kisaran 10 cm. Kadang ukuran polip bisa lebih besar dari 10 cm. Yang berbeda dari polip terlihat dari lokasi pertumbuhannya. Karena polip tidak tersimpan dalam otot otot dinding rahim. Tidak pula melekat pada ovarium. Tetapi muncul dalam rongga rahim namun dengan terkait pada dinding rahim. Polip sendiri tidak sepenuhnya dipahami bagaimana bisa terjadi. Hanya saja, polip dipercaya berkaitan dengan kondisi tertentu seperti aspek hormonal, tekanan darah tinggi dan aspek aspek diet. Pada dasarnya, endometrium akan tumbuh lebih tebal dan masif ketika kadar hormon estrogen tinggi. Dan pada hiperestrogen, penebalan masif ini mungkin membentuk massa yang terpisah dari dinding rahim, inilah polip. Kebanyakan kasus polip terjadi pada usia premenopause. Ini karena efek paparan estrogen jangka panjang yang dialami pasien. Tetapi, temuan kasus polip pada usia subur juga banyak terjadi. Ini yang justru kerap dianggap sebagai masalah serius. Karena keberadaan polip pada usia subur akan menurunkan potensi kehamilan. Kadang polip akan membesar dan membuat rahim terisi penuh oleh polip. Sehingga sulit bagi ovum yang telah dibuahi untuk melekat pada dinding rahim. Ini yang menyebabkan pasien menjadi sulit hamil. hearstapps/iStock Bagaimana Mengenali Gejala Polip Dibandingkan dengan jenis massa lain, gejala dari polip dalam rahim cenderung cukup khas. Pada polip, ada sejumlah gejala yang cukup mudah dikenali seperti berikut ini. Perdarahan yang cukup berat saat haid Sebagaimana dijelaskan bahwa polip terbentuk dari sel endometrium. Sel ini memiliki sifat mengendapkan darah dalam tubuh sel. Sedang bersamaan dengan terbentuknya polip biasanya pasien juga mengalami penebalan dinding endometrium. Sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan yang lebih banyak. Beda miom, kista dan polip salah satunya pada asek banyaknya darah yang keluar saat haid ini. Dimana penderita polip mungkin akan mengalami perdarahan yang relatif masif. Periode menstruasi yang tidak teratur Secara normal menstruasi akan datang setiap 21 sampai 35 hari sekali. Dan akan datang dengan hitungan periode yang rutin. Hanya saja pada kasus polip, haid dapat datang lebih cepat dan lebih lambat. Keberadaan polip akan menghalangi sel telur masuk ke rongga rahim dan mengalami pembuahan sempurna. Hal ini memicu gangguan periode haid yang tidak teratur. Perdarahan di luar masa haid Selain mengalami perdarahan hebat saat haid, mereka dengan polip juga bisa mengalami perdarahan di luar masa haid. Ini karena dinding rahim dan polip yang rentan sehingga guncangan atau tekanan kecil bisa memicu perdarahan. Perdarahan di masa menopause Ini juga kondisi yang perlu diperhatikan. Pada masa menopause seharusnya wanita tidak lagi mendapatkan haid. Namun, pada kasus polip perdarahan dari rahim dapat saja terjadi pasca menopause. Dibandingkan dengan jenis pertumbuhan massa pada kandungan lain, polip yang identik dengan masalah perdarahan. Ini menjadi aspek penentu utama beda miom, kista dan polip. Karena Pada miom dan kista kasus perdarahan tidak muncul dalam intensitas dan frekuensi yang sama pada kasus polip. Bagaimana teknik Pengobatan Polip? Menurut kacamata medis, polip tidak selamanya berbahaya. Malah kerap dianggap jinak sehingga tidak selalu membutuhkan bedah pengangkatan. Hanya saja, ketika ukurannya menjadi terlalu besar atau pasien mengalami keluhan perdarahan yang cukup sering, opsi pengangkatan bisa dilakukan. Selain dengan prosedur bedah pengangkatan, Anda bisa pula mengambil prosedur laser bila polip berukuran kecil. Ini sangat membantu bila Anda rasa sulit menyembunyikan bekas luka operasi dengan sebijak mungkin. Itulah gambaran bagaimana beda miom kista dan polip. Pahami, bahwa ketiga jenis pertumbuhan massa dalam kandungan ini ternyata memiliki pengaruh berbeda dalam tubuh. Juga tingkat bahaya yang berbeda beda. Pemahaman yang tepat akan membantu Anda mengenali lebih baik apa yang yang Anda hadapi. Sumber beda miom kista dan polip UCLA Health. 2021. What are Fibroids. Valencia Higuera. Healthline. 2015. Ovarian Cysts. Cleveland Clinic. 2018. Uterine Polyps. Benjolan yang muncul di area tubuh manapun, termasuk di mulut rahim atau serviks perlu mendapatkan perhatian khusus. Area yang sering juga disebut sebagai leher rahim ini perlu diperhatikan karena gangguan yang muncul bisa menandakan penyakit berbahaya yang perlu segera mendapatkan penanganan medis. Meski begitu, tidak semua benjolan di mulut rahim berbahaya. Setidaknya ada 4 jenis penyakit yang dapat menyebabkan benjolan di mulut rahim, meliputi 1. Kanker leher rahim Kanker leher rahim atau kanker serviks adalah penyebab benjolan di mulut rahim yang perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa terjadi ketika sel-sel di leher rahim mulai berubah menjadi sel-sel prakanker yang dimulai pada permukaan serviks. Ada dua jenis utama kanker serviks, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Sekitar 80% hingga 90% kanker serviks adalah jenis karsinoma sel skuamosa, sedangkan 10% hingga 20% adalah adenokarsinoma. Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh virus HPV yang merupakan salah satu virus penyebab infeksi menular seksual. Jika tubuh tidak dapat mengatasi infeksi HPV ini, maka sel-sel di leher rahim dapat berubah menjadi sel kanker. Tidak semua sel prakanker akan berubah menjadi kanker. Tetapi sangat penting untuk dapat menemukan sel-sel bermasalah ini dan mengobatinya sebelum berubah menjadi sel kanker. 2. Polip leher rahim Polip serviks adalah pertumbuhan abnormal non-kanker pada leher rahim yang memiliki berbagai variasi bentuk, warna, dan ukuran. Seringkali polip terlihat seperti benjolan di mulut rahim. Tidak semua benjolan yang disebabkan oleh polip memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Berikut ini beberapa ciri polip yang dapat muncul Polip leher rahim dapat berbentuk bohlam, jari, atau batang panjang. Ukuran panjang polip leher rahim dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Warna polip bisa terlihat kemerahan, keunguan, atau keabuan. Penyebab polip leher rahim hingga saat ini belum bisa dijelaskan, namun beberapa kemungkinannya meliputi kadar estrogen tinggi, radang serviks dan penyumbatan pembuluh darah. Ini merupakan kondisi yang cukup umum dan seringkali terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun dan telah melahirkan lebih dari satu kali. Dua dari tiga wanita penderita polip serviks tidak mengalami gejala. Maka biasanya kondisi ini baru diketahui saat pemeriksaan rutin vagina dan tulang panggul serta pap smear. Dalam kebanyakan kasus, polip serviks bersifat jinak dan hanya 1 dari kasus yang bersifat kanker. Benjolan di mulut rahim berupa polip dapat dihilangkan dengan prosedur yang mudah. 3. Kista nabothian Benjolan di mulut rahim juga dapat berupa kista nabothian yang merupakan kista kecil yang terbentuk di permukaan serviks. Ini merupakan kondisi yang cukup umum dan bukan ancaman bagi kesehatan serta bukan gejala dari kanker serviks. Kista nabothian terbentuk ketika kelenjar penghasil lendir di leher rahim dilapisi sel-sel kulit dan mengalami penyumbatan. Ini menyebabkan penumpukan lendir yang kemudian membentuk kista di leher rahim. Benjolan di mulut rahim berupa kista nabothian terlihat seperti benjolan kecil berwarna putih yang berisi lendir yang dihasilkan leher rahim. Kista ini dapat diakibatkan dari melahirkan atau trauma fisik pada area serviks 4. Mioma leher rahim Mioma atau disebut juga fibroid adalah tumor jinak yang sebagian terdiri dari jaringan otot. Benjolan di mulut rahim berupa mioma jarang terjadi. Namun jika hal ini didapati, maka biasanya mioma leher rahim juga disertai dengan mioma di bagian atas rahim yang lebih besar. Mioma serviks yang berukuran besar dapat menyumbat sebagian saluran kemih atau mungkin menonjol ke dalam vagina. Mioma juga dapat mengalami luka, terinfeksi, berdarah, hingga menghalangi aliran urin. Benjolan di mulut rahim berupa mioma berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala apa pun mungkin tidak memerlukan penanganan medis. Mioma serviks berukuran besar dan menyebabkan gejala yang mengganggu mungkin perlu diangkat dengan prosedur bedah. Baca Juga Mengenal Penyebab Rahim Membesar Gejala benjolan di mulut rahim Benjolan di mulut rahim dapat menyebabkan berbagai gejala, atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Namun, jika terdapat gejala maka bisa berupa Perdarahan haid yang berlebihan atau menyakitkan Muncul bercak atau pendarahan di antara periode menstruasi Keputihan berbau busuk Perut bagian bawah terasa kencang dan bengkak Sering buang air kecil Nyeri di punggung bawah, panggul, atau kaki Rasa sakit saat berhubungan seks Berdarah setelah berhubungan seks Baca JugaKenali Hiperplasia Endometrium Sebagai Penebalan Dinding Rahim7 Makanan untuk Mencegah Kanker Serviks yang Alami8 Cara Menjaga Kesehatan Rahim, Penting untuk Kesuburan Wanita! Kapan harus diperiksakan ke dokter? Jika gejala atau ketidaknyamanan yang Anda rasakan mulai terasa mengganggu kehidupan sehari-hari, maka sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter. Beberapa gejala benjolan di mulut rahim yang perlu segera mendapatkan perhatian medis antara lain Mengalami perdarahan dari vagina setelah menopause Muncul bercak darah di luar periode menstruasi Keputihan yang tidak biasa atau berbau busuk Sakit parah di punggung bagian bawah, kaki, atau panggul Sebagian besar benjolan di mulut rahim tidak berbahaya, sehingga tidak memerlukan terapi khusus. Perempuan yang mengalaminya pun tidak mengalami kenaikan risiko terkena kanker. Meski begitu, bukan berarti ini bukan kondisi yang bisa diremehkan. Anda tetap perlu menjalani pemeriksaan rutin seperti Pap smear sehingga jika ada benjolan yang muncul di mulut rahim, bisa lebih cepat terdeteksi dan diobati dengan tepat. Untuk berkonsultasi lebih lanjut mengenai gangguan di mulut rahim maupun kondisi kesehatan secara keseluruhan, gunakan fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.

mioma geburt dan polip serviks